Pertanian

Kementan Tingkatkan Kompetensi Calon Penyuluh Ahli dari Lima Provinsi

JAKARTA – Penyuluh Pertanian memegang peranan penting dalam kemajuan pertanian Indoensia. Penyuluh memiliki tugas dan fungsi memberikan penyuluhan kepada petani agar pengetahuan, keterampilan maupun sikap petani menjadi lebih baik.

Berdasarkan PermenPANRB Nomor 35 Tahun 2020, Instansi Pembina Penyuluh Pertanian adalah Kementerian Pertanian. Oleh sebab itu, Kementan terus berupaya meningkatkan kualitas penyuluh dan memberikan perhatian kepada penyuluh sebagai garda terdepan pertanian.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan widyaiswara, dosen, guru dan penyuluh pertanian merupakan agen utama dalam transfer of knowledge, bahkan harus mampu dalam transfer of motivation bagi petani.

“Mengingat peran penting ini, sangat perlu setiap penyuluh untuk terus meng-upgrade wawasan, kapasitas dan kemampuan melalui berbagai pelatihan, seminar, magang dan lainnya sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan dunia pertanian,” katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, memperkuat pernyataan tersebut.

“Petani dan penyuluh merupakan kunci dalam meningkatkan produktivitas pertanian,” katanya.

Menindaklanjuti hal tersebut, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang sebagai UPT Pelatihan dipercaya menyelenggarakan Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli. Ini menjadi salah satu kegiatan pelatihan dalam Standar Pelayanan Publik (SPP) BBPP Lembang.

Selama 21 hari efektif, mulai tanggal 9 Februari sampai dengan 2 Maret 2022, BBPP Lembang menggelar Pelatihan Dasar Penyuluh Pertanian Ahli pertama di tahun 2022.

Pelatihan diikuti oleh 30 orang Penyuluh Pertanian yang akan menduduki jabatan penyuluh pertanian ahli di 12 Kabupaten/Kota dari lima provinsi wilayah binaan BBPP Lembang, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, DIY, dan Maluku.

Tujuan diselenggarakannya pelatihan ini adalah meningkatkan kompetensi dan profesionalisme fungsional Penyuluh Pertanian agar mampu melaksanakan perannya secara optimal dalam membina dan mendampingi pelaku utama dan pelaku usaha.

Selama berlatih, peserta dibekali 14 materi inti, antara lain Dasar Penyuluhan Pertanian, Pendidikan Orang Dewasa, Komunikasi dalam Penyuluhan Pertanian, Ketenagaan Penyuluh Pertanian, Identifikasi Potensi Wilayah dan Agroekosistem, Programa Penyuluhan Pertanian, Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan (RKTP), Materi Penyuluhan Pertanian, Media Penyuluhan Pertanian, Metoda Penyuluhan Pertanian, Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Tani dan Kelembagaan Ekonomi Petani, Evaluasi Pelaksanaan dan Evaluasi Dampak Pelaksanaan PP serta Pelaporan, Pengembangan Profesi Penyuluhan Pertanian, Pengemasan Data dan Informasi Berbasis Internet.

Materi pelatihan disampaikan oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Pusat Penyuluhan Pertanian, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dan Widyaiswara BBPP Lembang.

Pelatihan dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi, penugasan, studi kasus, simulasi, pemecahan masalah, dan praktik kompetensi.

Praktik kompetensi dilakukan selama 56 JP (@45menit) di BPP Banjaran, Arjasari, Pamengpeuk, dan Cimaung, Jawa Barat. Sebagai syarat lulus pelatihan, peserta harus lulus uji kompetensi dalam bentuk tes tulis, praktik lapang, dan seminar akhir.

Pada penutupan acara, Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, berpesan hasil berlatih selama 21 hari harus dapat mengubah mindset penyuluh menjadi lebih bertanggung jawab atas amanah yang diberikan.

Menurutnya penyuluh memiliki peranan penting dalam mewujudkan visi misi Kementerian Pertanian.

“Perbaiki literasi, tingkatkan kompetensi. Kita sama-sama bertanggung jawab atas ketersediaan pangan 273 juta jiwa,” katanya bersemangat.

Sebagai bentuk apresiasi, Ajat juga memberikan penghargaan bagi lima peserta dengan nilai terbaik.

Jaka Kuswara, peserta asal Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah menyampaikan kesannya selama mengikuti pelatihan.

“Ilmu yang didapat sangat bermanfaat, semoga kami dapat menerapkan dan menyebarkan ilmu yang kami dapat, sehingga dapat mengembangkan pertanian di daerah kami masing-masing,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *