Pertanian

Kementan Dukung Sorong Jadi Penyangga Ketahanan Pangan Nasional

SORONG – Kementerian Pertanian memberikan dukungan kepada Kabupaten Sorong, Papua Barat. Sorong diharapkan menjadi penyangga ketahanan pangan nasional.

Untuk mendukung hal itu, Kementan, melalui Badan Pengembangan dan Penyuluhan SDM Pertanian (BPPSDMP) menggelar pelatihan Teknis Bagi Petani Milenial diprovinsi Papua dan Papua Barat.

Kegiatan yang digelar 15-23 November 2021, diikuti peserta lebih dari 1.200 orang. Kegiatan ini melibatkan 20 Kabupaten/Kota di Papua dan 18 Kabupaten/Kota di Papua Barat.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan Pelatihan Bagi Petani Milenial di Papua Dan Papua Barat Mendukung Ketersediaan Pangan ini luar biasa. Apalagi Papua didukung memiliki bumi yang subur.

“Jika kita semua bergerak, maka ketersediaan pangan akan bisa dipenuhi. Namun, kita berharap petani milenial bisa menjadi yang terdepan dalam hal itu. Papua punya bumi yang subur, manfaatkan itu untuk pertanian,” ujar Mentan Syahrul.

Mentan juga menitipkan kepada Gubernur dan Kepala Daerah di Papua dan Papua Barat beserta jajaran untuk lebih memperhatikan Petani Milenial.

Ia menegaskan pelatihan ini adalah ‘connecting’ dan ‘mixing, Semua Jajaran harus perhatikan anak-anak milenial yang kini menjadi anak-anak Kementan untuk membangun pertanian Papua dan Papua Barat.

“Ini anak-anak saya dan tidak boleh gagal. Ini momentum untuk connecting dan selanjutnya adalah mixing dengan program pertanian lainnya. Kalian pejuang kemanusiaan, kalau mau bangun Papua olah pertaniannya, kalian bertanilah dan bangun pertaniannya di tanah Papua ini. Tugas kalian buktikan itu,” tegasnya.

Mentan menekankan, pelatihan jangan selesai di hari ini, tapi harus berlanjut. Banyak Produk pertanian yang cepat bisa menghasilkan 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan atau pun 2 tahun – 3 tahun.

“Kemudian lakukan pengecekan/ tindak lanjut setelah pelatihan. Kita boleh saja melakukan kesalahan, tapi jangan terus melakukan kesalahan, itu artinya bodoh,” ujarnya.

Dalam kegiatan ini, Provinsi Papua diwakili Kabupaten/Kota Manokwari, Kabupaten Merouke, Kabuapten Yapen, Kota/Kabupaten Jayapura, Kabupaten Biak, dan Kabupaten Nabire

Sementara Papua Barat meliputi Kabupaten Sorong, Kabupaten Pegungan Arfak, Kabupaten Fakfak, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Tambrauw, dan Kabupaten Kaimana.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, menjelaskan jika pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi (pengetahuan, keterampilan / keahlian dan sikap) petani milenial.

“Khususnya untuk meningkatkan kompetensi petani milenial Papua dan Papua Barat dalam mendukung ketersediaan pangan,” katanya.

Dedi menambahkan, pelatihan ini dilaksanakan dengan metode On the Job Training (OJT).

“Yaitu, metode pelatihan yang mengajarkan pengetahuan, keterampilan, kompetensi yang diperlukan oleh penyuluh dan petani langsung di lokasi usaha tani,” jelasnya.

Dijelaskannya, materi yang akan disampaikan dalam pelatihan ini antara lain On Farm, Off Farm, Teknologi Pertanian, dan Ekspor, yang disesuaikan dengan kebutuhan dari peserta.

Selain itu ada juga mengenai  budidaya, dan kredit usaha rakyat (KUR) agar mereka bisa mengembangkan usahanya dengan bantuan KUR.

“Materi-materi tersebut diharapkan dapat menjadi bekal bagi para petani milenial dalam mendesain dan mempromosikan produk unggulan yang dimilikinya. Sehingga mampu bersaing dan berkembang di masa yang akan datang,” papar Dedi.

Dedi menambahkan, materi akan disampaikan oleh fasilitator yang kompeten di bidangnya, baik dari Widyaiswara, Dosen, Penyuluh, dan Praktisi.

Staf Khusus Presiden, Billy Mambrasar, menyampaikan bahwa momentum ini akan di manfaatkan sebaik-baiknya oleh milenial di Papua dan Papua Barat.

“Kami akan mendorong milenial Papua dan Papua Barat untuk bisnis pertanian terutama dalam komoditas ekspor seperti kopi. Saya optimis, 1.200 milenial yang bergabung dalam pelatihan ini dapat menjadi petani yang sukses baik on farm maupun off farm,” katanya.

Salah satu kabupaten yang mengikuti kegiatan pelatihan petani milenial secara online adalah Kabupaten Sorong, yang juga menjadi lokasi READSI. Target awal peserta petani milenial dari kabupaten ini berjumlah 60.

Namun ternyata minat para milenial untuk membangun sektor pertanian relatif tinggi, sehingga banyak calon peserta yang tidak dapat terakomodir, dan panitia pelaksana hanya dapat memberi tambahan sebanyak 3 peserta sehingga total menjadi 63.

Dalam kesempatan itu, pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dilokasi terbuka, sebagai perwujudan melakukan prokol kesehatan

Kadis Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sorong, Frangki Y. Wamafma, saat memberi materi pelatihan kebijakan pembangunan mengatakan, potensi lahan yang sangat luas dan besarnya peluang untuk meningkatkan produksi dan ekspor komoditas unggulan.

“Strategi yang ditempuh adalah progam peningkatan produksi untuk meningkatkan ekspor melalui intensifikasi dan ekstensifikasi usahatani,” ujarnya.

Dijelaskannya, besarnya potensi sumberdaya lahan, keanekaragaman sumber pangan spesifik lokasi, tersedianya kekayaan dan keragaman sumber pangan nabati dan hewani tetap dilestarikan sebagai komponen kemantapan ketahanan pangan.

“Strategi percepatan pembangunan pertanian untuk Kabupaten Sorong berpegang pada prinsip Keseimbangan pembangunan ekonomi dan pelestarian SDA, Peningkatan produksi dan pengembangan pasar, dan Pemberdayaan masyarakat, terutama penduduk asli Papua,” katanya.

Frangki menjelaskan,  melalui Pelatihan Teknis Bagi Petani Milenial, diharapkan para petani milenial dapat melihat bahwa potensi lahan yang begitu luas sangat disayangkan apabila tidak diusahakan seoptimal mungkin.

“Papua Barat menyimpan potensi lahan untuk padi sawah yang sangat luas yang mana kalau ini diusahakan secara intensif bisa memberikan kontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional. Peningkatan produksi tentunya nanti akan disertai pengembangan pasar dan upaya meningkatkan posisi tawar petani untuk keberlanjutan usaha,” katanya.

Untuk itu  kegiatan pelatihan petani milenial yang dilaksanakan oleh BPPSDMP melalui UPT Balai Besar Pelatihan Batu diharapkan  63 peserta petani milenial menjadi pionir dan dapat membangunkan SDM yang handal di Kabupaten Sorong.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *