Kementan Jadikan Cabai Sebagai Tanaman Alternatif
ACEH – Kementerian Pertanian berupaya untuk memaksimalkan lahan-lahan yang ada di Provinsi Aceh menjadi lahan produktif yang bermanfaat bagi masyarakat.
Salah satu komoditas yang dijadikan alternatif adalah tanaman cabai. Dengan komoditas ini, diharapkan lahan-lahan pertanian yang selama ini digunakan untuk tanaman narkotika bisa dikembalikan fungsinya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap semua lahan pertanian yang tersedia bisa dimaksimalkan.
“Kita ingin pertanian bisa memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, semua lahan yang tersedia tidak boleh didiamkan. Semua harus dimaksimalkan untuk pertanian,” katanya.
Untuk lebih menanamkan pemikiran tentang dampak negatif narkoba, termasuk risiko dan bahayanya, Balai Pelatihan Pertanian Jambi mengadakan Pelatihan Pemberdayaan Alternatif Kawasan Rawan dan Rentan Narkotika dan Prekursor Narkotika Bagi Penyuluh Pertanian (Komoditas Cabai) di Kabupaten Bireuen, 14-16 Februari 2022.
Pelatihan dibuka Kadis Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bireuen, Irwan, yang menyampaikan bahwa sasaran dari pelatihan ini adalah penyuluh yang menjadi ujung tombak dalam berhubungan langsung dengan petani.
Oleh karena itu penyuluh memiliki peluang yang lebih besar untuk mengarahkan petani agar tidak menanam tanaman yang terlarang seperti ganja.
“Perlu alternatif tanaman produktif untuk mengajak masyarakat beralih dari tanaman narkotika, Selain itu penyuluh juga perlu dibekali dengan ilmu-ilmu praktis budidaya untuk disampaikan ke petani di lapangan,” ucap Irwan.
Pelatihan ini juga dihadiri oleh Kabid PSP beserta jajaran struktural lainnya, BNN Kabupaten Bireuen dan juga fasilitator/ praktisi tanaman cabai.
Taufiq, perwakilan dari Balai Pelatihan Pertanian Jambi, mengatakan pelatihan ini merupakan kolaborasi antara kementan melalui BPPSDMP yang diwakili oleh UPT Bapeltan Jambi.
Tujuannya mencegah narkoba melalui pelatihan teknis untuk penyuluh pertanian yang diharapkan dapat merubah mindset petani/masyarakat untuk menanam tanaman lain yang produktif dan menguntungkan.
“Dengan kegiatan ini, diharapkan petani dan penyuluh dapat lebih mengenal budidaya tanaman cabai sehingga penyuluh dapat mengajak petani untuk mengubah lahan rawan penanaman ganja atau tanaman narkotika lainnya menjadi lahan untuk tanaman cabai,” katanya.
Sementara Zakaria, perwakilan dari BNN Kabupaten Bireuen, mengatakan Bireuen merupakan salah satu pilot project dalam program pencegahan penyalahgunaan narkotika.
“Perlu peran dari seluruh elemen masyarakat untuk bekerjasama dalam mengantisipasi peredaran maupun penggunaan narkoba,” tuturnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan pertanian tidak boleh berhenti.
“Pertanian harus terus berlangsung dalam kondisi apapun. Jangan biarkan lahan-lahan pertanian menganggur. Kita harus tanam, tanam, tanam. Pertanian tidak boleh berhenti,” katanya.