Pertanian

Melalui Pelatihan Literasi Keuangan Kementan Pacu Peningkatan SDM Pertanian

JAWA BARAT – Upaya menjadikan sektor pertanian sebagai fondasi utama perekonomian, mustahil berhasil tanpa peningkatan produktivitas sektor pertanian. Hal ini turut menjadi perhatian Kementerian Pertanian. Usaha di sektor pertanian didorong untuk menghasilkan profit yang besar.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, telah menetapkan 3 tujuan pembangunan pertanian.

“Tujuan program pembangunan pertanian yaitu menyediakan pangan untuk 273 juta rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan ekspor,” jelas SYL.

Dijelaskannya, kunci keberhasilan peningkatan produksi komoditas pertanian adalah peningkatan produktivitas melalui dukungan sarana, prasarana, inovasi teknologi, regulasi dan SDM Pertanian yang kompeten.

“Selain itu meningkatkan kesejahteraan petani, meningkatkan ekspor pertanian, melalui peningkatan produktivitas, kualitas, dan kontinuitas komoditas pertanian,” katanya.

Menteri Syahrul mengungkapkan, penguasaan kemampuan keuangan menjadi kebutuhan penting petani. Sebab, usaha tani pertanian menggunakan modal berupa uang. Jadi, kalkulasi harus detail guna meminimalkan potensi risiko yang muncul.

“Masalah keuangan bisa berdampak kepada kurangnya perencanaan keuangan petani dan bagaimana mengelola keuangan usaha tani, ” tambah Mentan.

SYL berharap, semua stakeholder dapat bekerja keras agar KUR Pertanian bisa terus diserap oleh petani.

“Kita lakukan berbagai konsolidasi-konsolidasi yang memungkinkan untuk mengefektifkan KUR itu mulai dari hulu, di pengolahan atau pasca sampai dengan marketnya,” jelas Syahrul.

Dalam upaya mencapai tujuan pertanian tersebut Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menyelenggarakan Training of Trainer Literasi Keuangan bagi Fasilitator Desa dan Penyuluh  angkatan 8, 9, 10, 11, 12, dari tanggal 18 Januari hingga 22 Januari 2022 dan di lanjutkan angkatan 13, 14, 15, 16, 17, 18 mulai tanggal 25 Januari hingga 29 Januari 2022.

Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.

“Penyuluhan Pertanian dan Fasilitator desa harus mandiri serta modern dalam menjawab tantangan demi mendukung pembangunan pertanian seperti mampu meningkatkan stok pangan bagi seluruh negeri, memperoleh permodalan lewat KUR dan  meningkatkan kesejahteraan petani hingga ekspor,” katanya.

Menurutnya, tujuan pertanian saat ini yakni mencukupi kebutuhan pangan bagi 273 juta jiwa, Ini semua dapat terwujud apabila produktivitas pertanian kita meningkat.

“Produktivitas, Kualitas dan Kontinuitas tidak kalah penting serta Sumberdaya Manusia Pertanian yang handal dengan menggunakan teknologi sehingga harga produk dapat bersaing di pasar internasional,” tambah Dedi.

Kemampuan literasi keuangan petani di zonasi program Rural Empowerment Agricultural and Development Scaling Up Initiative (READSI) dijamin semakin matang. Sebab, READSI sudah menyiapkan mentor-mentor terbaiknya. Mereka terdiri para Widyaiswara yang dilatih secara khusus di Ciawi, Jawa Barat, beberapa waktu silam.

Pelatihan ini juga sebagai wujud dukungan terhadap pentingnya mencapai tujuan pertanian agar meningkatkan pendapatan di sektor pertanian sehingga taraf hidup juga meningkat secara berkelanjutan.

Sebanyak 424 peserta yang berasal dari 11 Kabupaten mengikuti kegiatan pelatihan ini secara offline di BBPP Batangkaluku dan BBPP Kupang dengan tetap menaati prosedur Kesehatan yaitu menggunakan masker, menjaga jarak dan rutin mencuci tangan di tempat yang telah di sediakan agar pelatihan ini berjalan lancar dan baik hingga akhir kegiatan.

Para petani juga ditanamkan untuk mengetahui sistem yang holistik yang terdiri atas subsistem hulu (upstream), budidaya (on-farm), hilir (downstream), serta kelembagaan pendukung (institutions).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *