Pertanian

Maksimalkan BPP Kostratani, Kementan Perkuat Penyuluhan

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat penyuluhan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satunya melalui kelembagaan penyuluhan pertanian atau yang dikenal Balai Penyuluhan Pertanian. Hal itu terungkap dalam ‘Rapat Kerja Penyuluhan Pertanian Nasional Tahun 2022’ dalam rangka penguatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian melalui dana dekonsentrasi, di Hotel Mercure Ancol, Jakarta 19-22 Januari 2022.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menuturkan, penyuluhan merupakan faktor penting peningkatan Sumber Daya Manusi (SDM) pertanian. Dan SDM, katanya, merupakan faktor pertama dan utama dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

“SDM itu amat penting dalam sektor pertanian untuk terus meningkatkan produktivitas pertanian. Apalagi di era 4.0 saat ini, di mana pertanian kita telah beradaptasi dengan teknologi, SDM merupakan kata kunci utama peningkatan produktivitas pertanian,” kata Mentan SYL.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menuturkan, memasuki tahun 2022 penyuluhan semakin diperkuat. Penguatan dilakukan pada Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang terdapat di tiap-tiap kecamatan.

“Diperkuat secara fisik. Diperkuat penyuluhnya dan petaninya,” kata Dedi. Penguatan secara fisik yang dimaksud Dedi yakni renovasi dan pembangunan Kostratani dan BPP melalui melalui DAK. “Bahkan ada juga sedikit melalui APBN dan ada juga melalui PHLN,” ujarnya. Pembangunan secara fisik itu juga menyangkut pengembangan sarana Informasi Teknologi (IT).

“Karena dengan saran IT ini para petani dan penyuluh dapat meningkatkan produktivitasnya, dapat meningkatkan pengalamannya. Jadi, Kostratani pembelanjaannya sudah sangat kentara yakni pemanpaatan IT sebagai pusat pembelajaran, sebagai pusat pelatihan pelatihan,” papar Dedi.

Kemudian, ia melanjutkan, pemberdayaan penyuluh akan dilakukan melalui pelatihan-pelatihan intensif, baik pelatihan penyuluhan maupun pelatihan tematik. Hal ini umumnya ditujukan untuk menggenjot produktivitas.

“Misalnya pelatihan kewirausahaan, pelatihan bagaimana pemupukan berimbang dan lain-lain. Selain itu, para penyuluh juga akan digenjot juga pengalamannya melalui sekolah lapang,” paparnya.

Artinya, kata Dedi, penyuluh bersama petani membangun inovasi dan teknologi untuk penguatan kapasitas petani, penguatan keterampilannya, kemampuannya untuk menggenjot produktivitas.

“Intinya, program penyuluhan itu bagaimana membangun SDM pertanian di daerah, di kecamatan, di kabupaten/kota dan provinsi, agar dia mampu menggenjot produktivitas, agar mampu meningkatkan efesiensi, agar mampu mengurangi ongkos produksi,” demikian tutup Dedi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *