Pertanian

Pertanian Modern Harus Didukung Peran Petani Milenial

LEMBANG – Kementerian Pertanian memaksimalkan smart farming. Petani milenial menjadi ujung tombak dalam pengembangan smart farming tersebut. Untuk mendukung itu, Kementan, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang dan Institut Pertanian Bogor, menggelar pelatihan Agribisnis Modern berbasis Smart Farming, yang telah memasuki penghujung acara, Rabu (1/12/2021).

Pelatihan pertanian berbasis smart farming pertama yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani muda dalam memanfaatkan internet of thing untuk melakukan berbagai aktivitas di lahan.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan Kementan senantiasa mendukung para petani millenial untuk maju dam memgembangkan sektor pertanian.

“Masa depan pertanian ada di tangan generasi milenial, terutama dalam menciptakan Indonesia lumbung pangan dunia 2045,” katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, juga menyampaikan hal serupa.

“Teknologi Pertanian dan SDM pertanian merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain,” katanya.

Menurutnya, teknologi pertanian modern dicirikan lebih cepat, produktivitas tinggi dan memanfaatkan teknologi Informasi. Teknologi pertanian modern inilah yang harus sampai ke petani.

“Saya berharap di masa datang kita dapat tetap memperkuat kerja sama dan kolaborasi dalam pembangunan SDM Pertanian melalui penggunaan teknologi pertanian modern yang saling menguntungkan,” tutur Dedi.

Sistem smart farming mempercepat dan mempermudah aktivitas yang dapat dilakukan dengan jarak jauh.

Kolaborasi antara Pusat Pelatihan Pertanian, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, dan Institut Pertanian Bogor dalam penyelenggaraan pelatihan, menjadi bentuk keseriusan BPPSDMP dalam mendukung usaha dan meningkatkan kapasitas petani millenial.

Pelatihan telah dilaksanakan pada 11 November – 1 Desember 2021. Peserta berasal dari sembilan provinsi mulai dari Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, Sumatera Selatan, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan dengan total peserta sebanyak 42 orang.

Penutupan dilakukan di area lapangan packing house Taiwan Technical Mission bersamaan dengan kegiatan Handover Project BBPP Lembang dan Taiwan Technical Mission. Turut hadir dalam kegiatan ini Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, dan Kepala BBPP Lembang.

Output Pelatihan Sistem Agribisnis Modern Berbasis Smart Farming bagi Petani Milenial adalah diterapkannya sistem agribisnis modern berbasis Smart Farming oleh purnawidya dan terbentuknya  kelas pendampingan peserta mahir berdasarkan tingkat penerapan di bidang Smart Farming.

Adapun UPT Pelatihan yang terlibat dalam melakukan pendampingan antara lain: BBPP Lembang, PPMKP Ciawi, BBPKH Cinagara, BBPP Ketindan, BBPP Binuang, Bapeltan Lampung, dan BBPP Batu.

Nantinya, masing-masing peserta akan mendapatkan pendampingan sesuai usaha tani dan minat peserta setelah mengikuti pelatihan. Terdapat enam jenis pendampingan yang akan dilakukan yakni: Pendampingan KUR, permodalan lain (CSR/Fintech lain), teknis, sertifikasi, pemasaran, dan sarana produksi.

Indra Karyanto, salah seorang peserta pelatihan asal Blora, Jawa Tengah, mengungkapkan kesannya selama 21 hari berlatih.

“Pengalaman yang baru bagi kami khususnya para petani milenial. Dari nol menjadi satu, dari biasa menjadi biasa. Semoga kami dapat memanfaatkan ilmu yang telah didapat,” katanya.

Dirinya juga berharap agar kedepannya dapat dihadirkan praktisi dan offtaker yang memungkinkan para peserta berkolaborasi untuk dapat menjangkau pasar modern.

“Pelatihan menyenangkan, menggembirakan, semoga dapat diterapkan di seluruh usaha tani kami”, tutup Indra.

Selanjutnya, dilaksanakan penyerahan penghargaan bagi tiga orang peserta terbaik selama pelatihan. Ketiga pemuda tani tersebut adalah Fuda Fauzan peserta asal Bogor, Prasetya Wibowo dari Sleman dan Risma Yulia dari Kabupaten Bandung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *