Pertanian

Kementan Mengajak Insan Tani Bersiap Menghadapi Perubahan Iklim

JAKARTA – Kementerian Pertanian memperkuat SDM dengan memperkenalkan dampak perubahan. Hal tersebut dilakukan dalam Training of Trainer (ToT) bagi Widyaiswara, Dosen, Guru dan Penyuluh Pertanian, Kamis (11/11/2021).

Tema yang diangkat dalam kegiatan yang dilaksanakan melalui Zoom Meeting itu adalah ‘Pengenalan Dampak Perubahan Iklim Dan Teknologi Adaptasi Dan Mitigasi Di Sektor Pertanian’.

Kegiatan yang dilaksanakan dari AWR Kementerian Pertanian, menghadirkan narasumber Tim Perubahan iklim Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber daya lahan pertanian (BBSDLP) Bogor.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan pentingnya pelatihan ini.

“Pelatihan ini adalah pembekalan untuk memahami apa yang harus di lakukan dalam menghadapi perubahan iklim,” katanya.

Para peserta yang mengikuti pelatihan ini sudah terdaftar lebih dari 3000 orang. Atau melebihi target peserta, yaitu 1124 orang. Peserta terdiri dari 205 orang Widyaiswara, 242 dosen, 57 guru dan 620 penyuluh pertanian.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menjelaskan dua hal utama yang menjadi ancaman.

“Dua hal yang menjadi ancaman nyata luar biasa saat ini adalah pandemi COVID-19  dan perubahan iklim. Sektor petanian memiliki peranan sangat vital sebagai penyedia pangan untuk bertahan hidup menghadapi ketidakpastian ini,” katanya.

Dedi Nursyamsi menjelaskan, dalam masa pemulihan dari pandemi Covid-19, negara-negara G20 sepakat mengusung mandat zero hunger di tengah-tengah dampak perubahan iklim yang semakin terasa.

“Menghadapi kondisi yang terus berubah dengan ketidakpastian, kita juga harus berubah dan siap dengan proses antisipasi, mitigasi dan adaptasi. Jika kita tidak dapat menyesuaikan, kita akan tertinggal,” katanya.

Pria yang akrab disapa Prof Dedi itu mengatakan, untuk memajukan pertanian, dibutuhkan kemauan yang kuat dengan tidak mengandalkan anggaran. Dalam hal ini perlu diterapkan mindsetting agenda dan agenda intellectual.

“Oleh karena itu, seorang widyaiswara, dosen, guru dan penyuluh pertanian harus terus mengupgrade wawasan, kapasitas dan kemampuan melalui berbagai pelatihan, seminar, magang dan lainnya sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan dunia pertanian, terutama terkait teknologi untuk beradaptasi dan memitigasi perubahan iklim,” katanya.

Ditambahkannya, hasil dari berbagai kegiatan capacity building ini harus diteruskan kepada para penyuluh, petani dan pemangku kepentingan lainnya.

“Pada kesempatan istimewa ini, saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada saudara-saudara yang telah bekerja keras dan bersinergi untuk meningkatkan ketangguhan sektor pertanian menghadapi perubahan iklim,” tutur Dedi Nursyamsi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *