Pertanian

Kementan Perkuat P4S untuk Dukung Pengembangan SDM Pertanian di Belitung Timur

LEMBANG – SDM pertanian merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan pertanian. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian terus mengupayakan meningkatkan kualitas SDM pertanian. Termasuk dengan memaksimalkan peran P4S.

Hal Ini selalu diungkapkan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, di berbagai kesempatan.

“Kementerian Pertanian terus melakukan berbagai langkah strategis mengoptimalkan SDM pertanian untuk menggenjot produktivitas. Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) merupakan sarana untuk pengembangan SDM pertanian yang strategis karena dimiliki oleh, dari dan untuk petani,” katanya.

Selain itu, P4S dilengkapi sarana pembelajaran yang memadai dan usahatani yang berjalan dengan baik.

“P4S menjadi mitra pemerintah untuk mencetak SDM pertanian yang handal,” tutur Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan hal serupa.

“SDM pertanian merupakan faktor pengungkit produktvitas pertanian, dan P4S merupakan kepanjangan balai pelatihan untuk mencetak SDM pertanian yang handal menuju pertanian yang maju, mandiri, dan modern,” jelas Dedi.

Untuk mendukung program pembangunan pertanian, Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, melalui Dinas Pertanian dan Pangan, merencanakan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Petani yaitu kegiatan Penumbuhan/Pembentukan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) dan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) di Kabupaten Belitung Timur untuk tahun 2022.

Kepala Seksi, Penyuluh Pertanian dan Petani Kabupaten Belitung sebanyak 5 orang, melakukan Studi Tiru ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang dan P4S Binaan BBPP Lembang yang bergerak di sektor hortikultura dan tanaman pangan, selama 2 hari tanggal 2 – 3 November 2021.

Rombongan studi tiru diterima secara langsung oleh Koordinator Program dan Evaluasi, Taufik Lukman didampingi Koordinator Widyaiswara, Aris Hanafiah, spesialisasi kelembagaan petani, Dadi Sumardi, dan Sub Koordinator Program dan Kerjasama, Achmad Handyoko, pada Selasa (03/11/2021).

“P4S adalah kerja ibadah, harus kita perkuat dulu dari diri sendiri untuk mengabdikan diri mendukung pengembangan SDM pertanian, bagaimana orang bisa belajar teori yang kita sampaikan dan mempraktikkannya,” ungkap Aris Hanafiah.

Lebih lanjut Dadi Sumardi menjelaskan bahwa P4S itu sudah memiliki payung hukum yang jelas yaitu Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 33/Permentan/SM.230/7/2016 tanggal 12 Juli 2016. Sudah dibentuk juga forum komunikasi P4S tingkat nasional, provinsi dan kabupaten, sebagai wadah komunikasi para pengelola P4S se-Indonesia.

Taufik Lukman, menjelaskan arahan hal-hal harus disiapkan dalam pembentukan P4S, diantaranya memiliki usahatani yang terus berjalan, struktur organisasi, sarana belajar ala petani yang bisa menjadi tempat berbagi informasi dan pengalaman antar petani, materi magang yang bisa ditawarkan ke masyarakat, dan akomodasi sederhana bekerjasama dengan penduduk sekitar P4S sebagai tempat penginapan.

“Menjadi P4S itu orientasinya jangan untuk meminta bantuan tetapi bagaimana bisa secara swadaya mengelola usahatani dan kelembagaannya,” pesan Taufik.

Rombongan bergerak menuju P4S Lembang Agri di Desa Cikidang Lembang, yang diketuai Dodih.

Di sana, mereka sharing tentang pengelolaan usahatani yang bergerak di sektor hortikultura komoditas sayuran dan kelembagaan petani.

Dodih merupakan Duta Petani Milenal yang telah dikukuhkan oleh Menteri Pertanian beberapa waktu lalu. Ia berhasil dalam usahatani sayuran terutama buncis Kenya dan Packing House yang telah merambah pasar ekspor.

Komitmen Dodih untuk turut berkiprah mencetak SDM pertanian yang handal terutama generasi muda, dibuktikannya dengan mengikutsertakan petani muda mengelola bisnisnya dan kelembagaan taninya.

Hari kedua, peserta menuju P4S Agrospora di Kecamatan Pabuaran Kabupaten Subang. P4S yang diketuai oleh Dedi Mulyadi, yang juga merupakan Duta Petani Milenial, menjelaskan tips dan trik mengajak petani dan masyarakat khususnya generasi muda untuk terjun ke pertanian.

“Hal pertama yang saya tanyakan kepada anak-anak muda adalah mimpi besar mereka apa. Jika mereka memiliki mimpi, maka langsung saya ajak untuk berkolaborasi,” jelas Dedi, yang juga alumnus IPB.

Dedi yang bergerak di usahatani padi organik dan memproduksi padi varietas Inpari 24, 32 dan varietas lokal beras hitam organik, serta memiliki ternak sapi dan ayam sebagai upaya pengenalan pertanian terpadu, juga menjelaskan bahwa potensi unggulan saja yang dieksplor. Dirinya kini sudah memiliki jejaring kemitraan dengan 250 petani muda di wilayah Subang.

Kasie Metode dan Informasi Penyuluhan Pertanian, Ulfa Aqrom, menyampaikan terima kasih kepada BBPP Lembang.

“Terima kasih karena telah memfasilitasi kami pada kegiatan studi tiru ini sehingga kami bisa sharing dengan P4S binaan BBPP Lembang untuk dapat diterapkan sebagai rencana kami membentuk P4S dan KEP di Kabupaten Belitung Timur,” katanya.

Saifudin, petani Belitung Timur yang bergerak di budidaya kopi, karet dan lada terlihat sangat antusias menggali informasi dari BBPP Lembang dan P4S yang dikunjungi.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Belitung Timur dan juga BBPP Lembang yang sudah memberi kesempatan saya belajar banyak dengan P4S binaan BBPP Lembang. Ini menjadi inspirasi dan motivasi tersendiri bagi saya untuk terus maju berbuat lebih banyak lagi untuk kemajuan pertanian Indonesia dalam pengembangan SDM pertanian melalui wadah P4S,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *