Pertanian

Kementan Jabarkan Efek Negatif Agrokimia pada Tanaman

JAKARTA – Pupuk kimia semakin banyak digunakan oleh petani. Pada pupuk kimia, terdapat bahan agrokimia yaitu semua input produksi pertanian yang bersumber dari sintesis bahan kimia. Diketahui bahan tersebut dapat memaksimalkan peningkatan kualitas dan kuantitas produksi pertanian.

Namun dibalik itu, terdapat beberapa hal negatif berakibat pada tanaman dan lingkungan terkait penggunaan pupuk kimia. Jenis bahan agrokimia diantaranya pestisida, pupuk sintesis, hormon, agen pertumbuhan.

Efek negatif tersebut dipaparkan Kementerian Pertanian dalam Mentan Sapa Petani dan Penyuluh Pertanian (MSPP) volume 41, yang dilaksanakan secara virtual di AOR BPPSDMP, Jumat (5/11/2021). Dengan tema Identifikasi Kontaminan dari Bahan Agrokimia.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan bahwa dalam hal pertanian ada tiga hal yang harus diperhatikan.

“Lahan yang digunakan harus clear bukan lahan sengketa, petani menggunakan mekanisasi pertanian dan memiliki program yang jelas. Bertani adalah orang-orang hebat,” tegas Mentan Syahrul.

Mentan juga menyatakan sangat mendukung penggunaan pupuk organik untuk mengurangi petani menggunakan pupuk kimia, terutama penggunaan pupuk subsidi, karena pupuk subsidi tidak akan pernah mencukupi kebutuhan di lapangan.

“Pupuk subsidi dikeluarkan untuk mendukung aktivitas usaha tani para petani. Jadi tidak ada kebijakan menjual pupuk subsidi secara paket. Petani bisa mendapatkan pupuk tersebut sesuai dengan kebutuhannya,” ujar Mentan SYL.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, terus mendorong agar penyuluh pertanian di lapangan melakukan edukasi kepada petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia.

”Lakukan pemupukan seperlunya saja, tidak usah berlebihan, jika pupuk berlebih malah bisa mencemari lingkungan,” jelas Dedi, yang hadir secara live virtual dari AOR Balai Pelatihan Pertanian, Jambi.

Narasumber MSPP, Sukarjo, yang merupakan Peneliti Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, menjelaskan pada paparannya dampak kontaminasi nitrogen diantaranya Methemoglobinemia yaitu mengkonsumsi air minum dan makanan yang mengandung nitrat tinggi, terutama mempengaruhi bayi dalam transpor oksigen dalam darah.

Lebih lanjut Sukarjo mengatakan dampak lainnya kanker yaitu terekspos nitrosamine yang terbentuk dari reaksi amina dengan agen nitrous.

“Kanker kulit meningkat dengan ekspose sinar ultraviolet karena lapisan ozon (O3) yang makin rusak,” jelas Sukarjo.

Dampak lainnya yaitu keracunan nitrat yaitu pencernaan hewan ternak karena mengandung nitrat yang tinggi dalam air minum dan pakannya.

“Saat ini terdapat kasus keracunan pestisida pada petani dikarenakan aplikasi pestisida tanpa perlindungan diri membahayakan kesehatan penggunanya,” katanya.

Diharapkan dengan adanya informasi tentang akibat penggunaan pupuk kimia, dapat membuat petani tergerak untuk menggunakan pupuk alami seperti pupuk hayati dan organik dalam mengelola usaha taninya. Informasi ini juga disebarluaskan melalui berbagai program Kementan, salah satunya dalam program Integrated Participatory Development Managament of Irrigation Project (IPDMIP) yang dilaksanakan dibawah Kementan. (hvy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *