Kementan Raih 2 Penghargaan dari Project Korea Smart Farming
Malang – Kementerian Pertanian, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), pada tahun 2022 ini berhasil menjalin kerjasama dengan pemerintah Korea Selatan untuk pengembangan smart farming di Indonesia.
Kerjasama ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Menurutnya, Indonesia tidak boleh hanya mengandalkan pertanian konvensional, namun harus menggunakan smart farming dan digitalisasi.
“Guna menerapkan itu semua maka peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian yang profesional, mandiri dan berdaya saing mutlak dibutuhkan untuk mewujudkan pertanian Indonesia yang maju, mandiri dan modern di masa depan,” katanya.
Sedangkan, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, mengatakan jika di era moden pertanian tidak bisa terlepas dari penerapan teknologi.
“Sudah saatnya kita tinggalkan cara-cara lama dan menggunakan cara-cara baru yang berbasis internet of things,“ ungkapnya.
Sebagai langkah awal kerjasama, pihak pemerintah Korea Selatan melalui Korean Agency of Education, Promotion and Information Service (EPIS) in Food, Agriculture, Forestry and Fisheries menyelenggarakan workshop on Knowledge and Experience Sharing Agriculture.
Kegiatan ini diikuti oleh beberapa negara yaitu Indonesia, Vietnam dan Kamboja. Dari Indonesia diwakili oleh dua UPT Kementerian Pertanian yang mengikuti workshop dan sekaligus menjadi project location of smart farming yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan dan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor.
Jumlah peserta yang mengikuti workshop dari Indonesia sebanyak 20 orang terdiri dari widyaiswara, dosen dan fungsional umum yang nantinya akan menjadi tim dalam pengembangan smart farming di UPT masing-masing.
Workshop dilaksanakan secara online melalui learning management system (LMS) yang dikelola oleh EPIS Korea Selatan. Hal ini dilakukan karena kondisi pandemi Covid 19 yang masih berlangsung sehingga tidak memungkinkan peserta untuk berangkat ke Negeri Ginseng itu.
Walaupun dilakukan online, workshop ini menghadirkan narasumber yang sangat kompeten mulai dari ahli pangan, peneliti dari Korea Selatan hingga dari Food and Agriculture Organization (FAO).
Banyak teknologi dalam bidang pertanian yang dapat dijadikan referensi dan diadopsi oleh ketiga negeri peserta tentunya.
Satu hal yang menarik dari workshop ini adalah adanya kompetisi terhadap action plan yang diikuti oleh 3 negara. Kompetisi ini dilakukan secara berkelompok, dimana komposisi peserta tiap kelompok sudah ditentukan sebelumnya oleh pihak penyelenggara. Action plan itu tidak hanya dipresentasikan dan langsung dibedah oleh Peneliti dari EPIS, namun akan dikomersialkan oleh pihak EPIS untuk memperoleh dana project.
Tak tanggung-tanggung dua UPT perwakilan Indonesia telah mengharumkan nama Indonesia dengan mendapat 2 penghargaan sekaligus pada ajang bergengsi tersebut.
Perwakilan dari perwakilan dari BBPP Ketindan menempati posisi terbaik 1 sedangkan Polbangtan Bogor menempati posisi terbaik ke 4.
Salah satu perwakilan dari peserta Indonesia, Nining Hariyani, mengatakan dalam pemaparan presentasinya berharap bahwa ke depannya action plan yang telah disusun mampu diimplementasikan dan mendapat dukungan dari berbagai pihak khususnya dari Pimpinan masing-masing UPT Kementerian Pertanian.
“Sasaran utamanya adalah petani milenial, karena melihat potensi besar pada diri mereka yang sangat aktif, semangat, fresh dan yang pasti melek teknologi. Selain itu, melalui upgrade bangunan smart farming melalui teknologi Korea ini semoga ke depannya semakin menambah gairah petani milenial untuk menggeluti usaha bidang pertanian menjadi lebih profesional, mandiri dan berdaya saing. Tak lupa, jika smart farming ini dikelola dengan apik sampai pada pemasarannya, secara otomatis akan meningkatkan kerjasama bidang pelatihan smart farming dan manfaat lainnya bagi BBPP Ketindan,” jelas Nining.