Pertanian

Adopsi Inovasi Teknologi Tingkatkan Produktivitas Pertanian

SUMATERA UTARA – Pentingnya menghadirkan inovasi serta menerapkan teknologi dalam dunia pertanian, makin gencar didorong Kementerian Pertanian. Sosialisasi hal ini dilakukan Kementan melalui berbagai program, salah satunya Sekolah Lapang IPDMIP.

Proses adopsi inovasi dan teknologi dalam produktivitas tanaman ini dilakukan Kementan melalui Sekolah Lapang IPDMIP di Daerah Irigasi Sirugi-rugi, Desa Parsingguran 1, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

Dengan kurikulum terintegrasi, para petani maupun penyuluh digembleng melalui beragam kompetensi keilmuan pertanian.

Staf Lapangan IPDMIP, Rotua Nainggolan, mengatakan kegiatan ini sudah terbukti membuahkan hasil.

“Buktinya adalah hasil panen petani membaik, hasilnya terlihat dan produktivitas meningkat,” ujar Rotua, Selasa (11/2).

Dijelaskannya, SL Daerah Irigasi mendorong budidaya tanaman padi sawah lebih baik, terutama dalam hal tingkat produktivitas hasil panen.

“Karena dengan teknologi, kita dapat produksi gabah atau hasil panen yang tinggi. Maka dari itu, SL yang mulai dilaksanakan di sini berdampak positif,” lanjut dia.

Adapun peserta yang mengikuti sekolah lapang ini sebanyak 20 orang dan merupakan anggota kelompok tani Bersama. Tanaman padi sawah yang diusahakan 0,5 ha, menggunakan variatas padi sawah lokal unggul (varietas Sibandung).

“Penanaman padi sawah di lakukan dengan sistem jajar legowo 4:1. Dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm x 40 cm,” jelas Rotua.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, optimis program IPDMIP dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat pedesaan. Khususnya untuk mendukung petani mencapai ketahanan pangan.

“Lewat IPDMIP ini, pendapatan petani harus terus naik sehingga kesejahteraan petani juga meningkat. Pertanian adalah emas 100 karat,” kata Mentan.

Dia menyampaikan jika produktivitas meningkat, pendapatan petani juga meningkat. “Kemampuan sumber daya manusia juga harus kita tingkatkan agar mereka bisa mengelola pertanian dengan baik,” ungkapnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menegaskan, IPDMIP menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya di daerah irigasi sehingga pada akhirnya kesehatan petani bisa meningkat.

“IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu. Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan,” kata Dedi.

Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak. Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

“Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0,” pungkas Dedi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *