Pertanian

Terapkan Digitalisasi Pertanian, Kementan Dorong Smart Farming-Low Cost di Way Kanan

LAMPUNG – Untuk meningkatkan pembangunan pertanian Kementerian Pertanian melalui Balai Pelatihan Pertanian Lampung, dan Pemerintah Kabupaten Way Kanan, Lampung, melakukan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) tentang Penerapan Smart Farming – Low Cost.

MoU tersebut ditandatangani langsung oleh Bupati Way Kanan, Raden Adipati Surya, dan Kepala Balai Pelatihan Pertanian Lampung, Abdul Roni Angkat, pada Rabu, (19/01/2022).

Acara yang dilaksanakan di Hotel Grand Sinar, di Kecamatan Umpu Semenguk, Way Kanan, ini juga dihadiri oleh Kepala BPTP Lampung, Ketua UPPM Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Koordinator Penyuluh Pertanian Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Inspektur Daerah Kab. Way Kanan, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Way Kanan, Kepala Dinas Perkebunan, Kepala Dinas Perikanan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kepala BAPPEDA, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah serta Camat Umpu Semenguk.

Dalam acara penandatanganan MoU ini disepakati bahwa Kementerian Pertanian melalui Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung, akan mengembangkan Smart Farming – Low Cost berbasis Internet of Things (IoT) dalam pengembangan usahatani di wilayah Kabupaten Way Kanan.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan sumber daya manusia memiliki peran penting dalam pembangunan pertanian yang adaptif terhadap perkembangan teknologi digital.
“Teknologi digital di era serba modern ini terus mengalami perkembangan hal ini menuntut petani untuk harus mengikuti perkembangkan teknologi dan beradaptasi guna menuju pertanian yang kreatif, inovatif dan mandiri,” kata SYL.

Bupati Way Kanan, Raden Adipati Surya menyampaikan bahwa Kabupaten Way Kanan mendapatkan beberapa Program Prioritas Kementerian Pertanian.

“Antara lain Food Estate, Smart Farming, Pemberdayaan P4S, Integrated Faming System serta Optimalisasi Peningkatan Indeks Pertanaman (OPIP),” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa pembangunan pertanian di Indonesia kata kuncinya ada di peningkatan kualitas SDM Pertaniannya.

“Petani dan Penyuluh merupakan garda terdepan pembangunan pertanian!” demikian Dedi Nursyamsi menegaskan.

Kepala Balai Pelatihan Pertanian Lampung, Abdul Roni Angkat menyampaikan, petani dan penyuluh pertanian harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi terutama teknologi berbasis internet. Peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian harus didukung oleh semua pihak dan berkelanjutan.

“Kementerian Pertanian harus berkolaborasi dengan semua pihak dalam upaya melakukan peningkatan SDM petani dan melakukan terobosan modernisasi pertanian. Diharapkan kolaborasi ini dapat melahirkan regenerasi petani muda yang kompetitif dan fresh untuk menghadapi transformasi digital” demikian Abdul Roni Angkat mengakhiri sambutannya. (Ads/Sft)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *