Kementan Tingkatkan Pendapatan Lewat Lahan Pekarangan
GORONTALO – Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan yang menghasilkan pangan tambahan untuk keluarga.
Pasalnya, dari lahan pekarangan bisa dihasilkan sayur sehat, tanaman obat dan tanaman lainnya yang dapat digunakan untuk konsumsi keluarga.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, perlu adanya perubahan cara berpikir di masyarakat.
“Memperkuat itu satu diantaranya ubah mindset. Dampak pandemi ini di sekitar kita yang kena PHK atau tidak adalah bertani, sayurannya bisa dipetik 20 hari, 1 bulan, 3 bulan seperti tomat dan cabai,” ujarnya.
Mentan Syahrul menjelaskan, masyarakat bisa menggunakan sedikit lahan di area rumahnya, tidak perlu luas, untuk menanam sayuran.
“Karena itu di sekitar rumah, bertani satu meter kali kali satu meter bisa dapat Rp 500 ribu per bulan dan tidak keluar uang beli sayur,” katanya.
Bahkan kalau sudah dalam skala lebih luas, dia menambahkan, masyarakat bisa meraih omzet hingga ratusan juta dan bisa diekspor.
“Kalau diformat lebih bagus sesuai permintaan ekspor, bisa ekspor. Dua tahun ke depan dunia butuh komoditas pertanian dari negara kita,” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, memberikan motivasi kepada para Penyuluh untuk mendampingi masyarakat dalam memanfaatkan lahan pekarangan.
Ia mengatakan banyak hal yang bisa dilakukan dalam memanfaatkan lahan pekarangan, salah satunya melalui budidaya sayuran menggunakan media hidroponik.
“Manfaatkan semua limbah rumah tangga untuk diolah menjadi pupuk organik, kemudian aplikasikan pada tanaman yang ada di pekarangan. Jika tidak memungkinkan melakukan budidaya dengan menanam secara langsung di media tanah, bisa juga dengan budidaya secara hidroponik,” ujar Dedi.
Seperti yang dirasakan oleh Kodir, salah satu anggota kelompok tani (poktan) Dulohupa, Desa Umbara, Kecapatan Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo, yang sukses berbudiya seledri di lahan pekarangan yang terbatas.
“Sambil menunggu tanaman jagung panen, saya memanfaatkan waktu di rumah untuk budidaya seledri, meskipun di lahan sempit ini saya mampu menghasilkan rupiah dari hasil menjual tanaman ini,“ jelas Kodir.
Ia lantas menambahkan bahwa di awal panen gagal sampai lima kali, tapi ia tidak putus asa sampai menemukan trik dalam berbudidaya seledri.
“Kini saya sudah bekerja sama dengan pasar pemasok hasil panen saya termasuk dengan penjual sayur secara langsung dengan menjual hasil panen saya,” imbuh Kodir.
Uno sebagai Fasilitator Desa Ambara terus memberikan semangat dan pembinaan untuk tetap melakukan budidaya tanaman seledri dan pendampingan untuk kelembagaan serta mencari akses pasar melalui jaringannya mengingat peluangnya yang sangat bagus untuk meningkatkan perekonomian keluarga tani.
“Harapan saya kedepan Kodir bisa menjadi panutan bagi petani dan non petani yang memliki lahan tidur di area rumah atau tempat tinggal, Karena peluangnya yang bagus serta menambah daya tarik bagi tamu dengan adanya tanaman sayur-sayuran di depan rumah,” katanya.
Pemanfaatan lahan pekarangan ini menjadi bagian dari program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling Up Initiative (READSI), salah satu bagian dari Program BPPSDMP Kementerian Pertanian.
READSI hadir di 6 Provinsi dan 18 Kabupaten, yang mendukung terwujudnya Visi Pembangunan Pertanian tercapainya kedaulatan pangan serta meningkatnya kesejahteraan petani serta mendukung suksesnya program regenerasi petani dan diharapkan mampu memperkuat kelembagaan petani.