Puluhan Ribu Insan Pertanian Antusias Ikut Pelatihan Antisipasi dan Mitigasi Pertanian terhadap Perubahan Iklim
TASIKMALAYA – Ribuan penyuluh, petani dan insan pertanian lainnya di 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat, memenuhi ratusan titik kumpul yang menjadi lokaai Pelatihan Antisipasi dan Mitigasi Pertanian terhadap Perubahan Iklim yang dilakukan Kementerian Pertanian.
Lokasi titik kumpul antara lain di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Balai Penyuluhan Pertanian, Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S), Kantor Desa, Kelompok Tani, dan UPTD.
Pelatihan bertaraf nasional ini diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
Pelatihan yang diselenggarakan secara daring mulai 23 Februari – 17 Maret 2022 merupakan tanggung jawab BPPSDMP yang dibantu oleh 10 UPT Pelatihan Pertanian Se-Indonesia.
Pelatihan ini berbasis Learning Management System (LMS) dan peserta dapat berinteraksi langsung melalui zoom meeting. Sejak awal dibuka akses pendaftaran pada awal Februari 2022 hingga H-1 sebelum pelaksanaan, mampu menjaring 1.568.483 juta peserta baik petani, penyuluh pertanian, dan insan pertanian lainnya seperti Dosen, Widyaiswara, Guru, Mahasiswa dan lainnya, dari target 1,5 juta peserta.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, yang juga ketua Kelompok Kerja Pertanian (Agriculture Working Group) G20, meminta seluruh negara anggota agar senantiasa memelihara bumi dari fenomena perubahan iklim.
“Apa yang kita buat ini adalah sesuatu yang hebat, sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang sangat penting bagi negara, bangsa dan rakyat. Menghadapi tantangan yang ada dan kondisi yang unpredictable seperti climate change dan tentu dampak pandemi Covid-19, climate change seperti ini baru kita hadapi, oleh karena itu ini luar biasa, kondisi ini tidak bisa dispekulasi,” ujarnya.
Menurutnya, Pertanian Indonesia didukung aspek yang banyak.
“Alam Indonesia sudah menjanjikan, orang kita banyak, teknologi, pelatihan, penelitian, hanya tinggal ketekunan-ketekunan yang harus dilakukan,” tukasnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, memperkuat hal tersebut.
“Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh merupakan program reguler maksimum, agar petani mengerti dan memahami perubahan iklim, dampak perubahan iklim, dan cara mengatasinya.” Dedi.
Ia berharap petani mampu mengimplementasikan teknologi adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
Di Kabupaten Tasikmalaya, BPP Kecamatan Leuwisari menjadi salah satu titik kumpul untuk mengikuti langsung pembukaan pelatihan bersama Kepala BBPP Lembang.
Sejak pagi, puluhan petani dan penyuluh pertanian mendatangi BPP Kecamatan Leuwisari, sekaligus sebagai tempat pelaksanaan Pelatihan GAP dan GHP Sayuran bagi Non Aparatur yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang.
Peserta memperoleh materi secara virtual melalui zoom meeting tentang Kebijakan Perubahan Iklim dan Kebijakan di Tingkat Nasional dan Internasional yang disampaikan oleh Kepala BPPSDMP.
Materi selanjutnya adalah Dampak Perubahan Iklim terhadap Tanah dan Tanaman, serta Teknologi Adaptasi dan Co-Benefit Mitigasi yang disampaikan oleh Narasumber Ali Sutopo. Materi ke-3 yang disampaikan adalah Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Iklim dan Air untuk Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian yang disampaikan oleh Narasumber Joko Sumianto.
Terakhir, puluhan ribu peserta secara langsung menyimak materi dari Narasumber Ariffien tentang Dampak Perubahan Iklim terhadap Sub Sektor Peternakan.
Kepala Balai, Ajat Jatnika, berharap setelah pelatihan, petani dan penyuluh termotivasi untuk melakukan adaptasi dan mitigasi di sektor pertanian.
“Diharapkan alumni pelatihan dapat memberikan kesadaran dan wawasan kepada petani sebagai pelaku utama di sektor pertanian, mengubah perilaku pertaniannya yang kurang tepat menjadi lebih baik lagi sehingga dapat lebih meningkatkan produktivitas pertaniannya,” jelas Ajat.
Salah seorang petani, Ferry Abdurahman, mengungkapkan kegembiraan hatinya bisa mengikuti langsung pelatihan yang dibuka oleh Menteri Pertanian.
“Terimakasih Kementan, sudah menyelenggarakan pelatihan penting ini. Semoga ada pendampingan terus-menerus terstruktur dan terprogram sehingga langkah kami tepat dalam peningkatan produktivitas pertanian kami,” ungkapnya. (Yoko/Che)