Pertanian

Kementan Dekatkan Penyuluh dan Petani Lewat Posluhdes

SULAWESI SELATAN – Kementerian Pertanian memperkuat komunikasi antara penyuluh dan petani untuk meningkatkan produktivitas. Kementan juga memanfaatkan Posluhdes untuk mendukung hal tersebut.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan penguatan infrastruktur pertanian diperlukan untuk peningkatan produktivitas.

“Bagaimanapun, pertanian akan terus menjadi penyangga perekonomian negara terutama dalam kondisi pandemi Covid-19,” katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menjelaskan hal yang sama.

“Pertanian tetap menjadi garda terdepan dalam mewujudkan ketersediaan pangan. Secara langsung juga menjadi penyangga kesehatan. Jika kebutuhan pangan terpenuhi, imunitas tubuh masyarakat akan terjaga sehingga kita akan mampu melawan Covid,” jelasnya.

Menurutnya, demi mencapai peningkatan produktivitas, diperlukan infrastruktur yang mendukung kegiatan pertanian. Kementan memberikan dorongan berupa pengembangan infrastruktur sederhana penunjang produktivitas pertanian.

Implementasinya melalui program Rural Empowerment Agricultural and Development Scaling Up Initiative (READSI) Kementan. Zona penyalurannya berada pada 6 provinsi, 18 kabupaten/kota, dan 342 desa yang menjadi member program READSI.

Menaikkan produktivitas dan kualitas pertanian, infrastruktur terbaik memang dihadirkan di kelompok tani sasaran READSI Kementan.

“Melalui READSI Kementan juga, rapat musyawarah pembentukan kelompok tani ikut diinisiasi. Melalui Program READSI, Tim Pengelola Infrastruktur Desa dibentuk melalui pendampingan Fasilitator Desa,” katanya.

Guna menunjang bantuan infrastruktur yang dihibahkan untuk desa binaan, Fasilitator Desa melaksanakan monitoring pembangunan infrastruktur posko penyuluhan desa (Posluhdes) di Desa Pembuniang, Kecamatan, Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.

“Monitoring ini bertujuan melihat perkembangan pembangunan Posluhdes agar sesuai yang telah ditentukan sehingga manfaatnya berdampak kepada petani di sekitar untuk memaksimalkan kegiatan penyuluhan dan diseminasi teknologi,” ujar Kading, Fasilitator Desa Pembuniang.

Akan banyak perubahan perilaku petani jika dekat dengan penyuluh karena dengan adanya infrastruktur berupa Posluhdes. Dari sini kegiatan berinteraksi bisa lebih mudah, untuk melakukan pertemuan menjadi lebih terfokus, terhindar dari hujan dan diharapkan dapat tercapainya Chemistry antara penyuluh dan petani program READSI dan non READSI.

Bantuan bangunan Infrastruktur Posluhdes ini berasal dari Pembiayaan program READSI dimana pengusulan pembangunan ini langsung dikoordinasikan pengelola READSI Luwu Utara, kelompok dan aparat desa setempat untuk lokasi dan tata penggunaannya.

Banyak sekali manfaat yang telah diberikan program READSI dari mulai pembentukan kelompok, pendampingan kelompok oleh Fasilitator, Sekolah Lapang, bantuan saprodi, bimbingan lanjut, alat mesin dan pertanian hingga Infrastruktur sederhana.

“Tujuannya tidak lain adalah meningkatkan pemahaman usaha tani dan meningkatkan produktivitas sehingga dapat menambah penghasilan,” tambah Kading.

“Harapan saya sebagai Fasilitator Desa yang mendampingi poktan kedepannya petani tingkah laku dalam program READSI dapat menjadi contoh kepada petani lainnya dari segi kelembagaan kelompok, simpan pinjam, pertemuan rutin dan keberhasilan kelompok dalam budidaya pertanian,” sambungnya.

Ia berharap program READSI menjadi pionir kemajuan dan kemandirian bagi petani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *